ETIKA PESAN DAKWAH
Baik buruknya yang berhubungan
dengan kemanusiaan, sering di kaitkan dengan perasaan dan tujuan seseorang. Seorang
yang menganggap suatu perbuatan itu baik, belum tentu di anggap baik pula oleh
orang lain, tergantung pada kebiasaan yang di pakai oleh tiap-tiap kelompok.
Meskipun demikian, etika berlainan dengan adat, karena adat hanya memandang
lahir, melihat tindakan yang di lakukan, sementara etika lebih memperhatikan
hati dan jiwa orang yang melakukan dengan maksud apa dilakukan.
Manusia adalah makluk sosial, yang saling ketergantungan
antarsatu sama lainnya dan tugas kita di
dunia ini diantaranya ialah berdakwah. Dengan kata lain dakwah yang disampaikan
harus memberikan kesan atau sebaik mungkin agar mad’u bisa mengerti tentang penyampaian
dakwah kita, karena tanpa kita sadari kita juga telah menyatakan kontrak kepada Allah SWT.
Berdakwah dengan baik tidak semua
orang memahaminya, yang biasa menyampaikan materi dakwah dengan tepat sasaran
tanpa harus mengalami demam panggung. Sebelum berdakwah ada beberapa hal
penting yang harus dipersiapkan. Persiapan ini memainkan peranan yang
sangat penting dalam mendukung keberhasilkan dalam berdakwah.
1.
Menentukan
Tujuan Dakwah
Tujuan dalam berdakwah haruslah jelas, untuk apa kamu berdakwah, apakah
memberitahu, menghibur atau membujuk. Selain itu juga harus merumuskan dengan
jelas tujuan khususnya, yaitu tanggapan apa yang diharapkan setelah dakwah itu
selesai.
2.
Memilih
dan menyampaikan pokok persoalan
Terkadang pokok persoalan sudah ditentukan oleh panitia sebelumnya,
terkadang pun sang pembicara juga diberikan kebebasan untuk memilih pokok
persoalan dalam berdakwah. Tapi walaupun persoalan itu sudah ditentukan atau
belum, pembicara wajib menyempitkan pokok persoalan ini, untuk disesuikan
dengan kesanggupannya atau kemampuannya, minatnya dan waktu yang disediakan
untuk berdakwah.
3.
Menganalisis
pendengar dan suasana
Da’i harus berusaha mengetahui siapa yang akan menjadi pendengarnya. Jumlah
mereka banyak atau sedikit, mereka umumnya tergolong terpelajar atau tidak,
bagaimana suasana dalam dakwah nanti, apakah hadirin duduk atau berdiri, pagi
atau siang, di dalam ruangan atau di tanah lapang, dan sebagainya. Semua itu
harus diperhitungkan agar dakwahnya bisa berhasil.
4.
Mengumpulkan
bahan
Da’i dapat mengumpulkan bahan yang sesuai dengan pokok masalah yang akan
disampaikan melalui banyak cara, diantaranya adalah:
a.
Membaca buku, majalah, Koran dan
sumber sumber pengetahuan lain yang sesuai dengan pokok masalah yang akan di
sampaikan.
b.
Berusaha menambah wawasan atau
bertanya kepada orang yang lebih tahu
c.
Mengingat kembali pengalaman pribadi
yang relevan
5.
Membuat
kerangka secara sistematis
Berdasarkan bahan bahan yang berhasil dikumpulkan itu lalu disusun
pokok-pokok yang akan dibicarakan menurut urutan yang baik. Di bawah
pokok-pokok utama tadi diadakan perincian lebih jauh, dengan itu pengertian
bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama
tadi.
6.
Menguraikan
secara mendetail
Setelah kerangka selesai disusun, maka pembicara bebas memilih, yaitu
berbicara bebas dengan sekali-kali melihat kerangka (metode ekstemporan), atau
menggarap dakwah secara lengkap kata demi kata, kemudian dibacakan atau
dihafalkan (metode naskah atau metode menghafal). Jadi, cara menguraikan
kerangka dakwah itu tergantung pada metode apa yang dipilih.
7.
Melatih
dengan suara nyaring
Setelah semua persiapan selesai, pembicara sudah bisa mulai latihan
berdakwah dengan suara keras seperti yang akan dilakukan dalam dakwah yang
sesungguhnya. Berhasil atau tidaknya dalam berdakwah banyak ditentukan oleh
persiapan dakwah. Jadi, jika ingin berhasil dalam berdakwah, alangkah baiknya
jika tujuh tahapan di atas jangan lupa untuk dipersiapkan.
Demikian artikel singkat tentang pesan dakwah yang baik, semoga bermanfaat
bagi penulis dan pembaca. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun
untuk artikel selanjutnya.