Senin, 18 Juli 2016

artikel etika pesan dakwah

ETIKA PESAN DAKWAH

Baik buruknya yang berhubungan dengan kemanusiaan, sering di kaitkan dengan perasaan dan tujuan seseorang. Seorang yang menganggap suatu perbuatan itu baik, belum tentu di anggap baik pula oleh orang lain, tergantung pada kebiasaan yang di pakai oleh tiap-tiap kelompok. Meskipun demikian, etika berlainan dengan adat, karena adat hanya memandang lahir, melihat tindakan yang di lakukan, sementara etika lebih memperhatikan hati dan jiwa orang yang melakukan dengan maksud apa dilakukan.
Manusia adalah makluk sosial, yang saling ketergantungan antarsatu sama  lainnya dan tugas kita di dunia ini diantaranya ialah berdakwah. Dengan kata lain dakwah yang disampaikan harus memberikan kesan atau sebaik mungkin agar mad’u bisa mengerti tentang penyampaian dakwah kita, karena tanpa kita sadari kita juga telah  menyatakan kontrak kepada Allah SWT.
Berdakwah dengan baik tidak semua orang memahaminya, yang biasa menyampaikan materi dakwah dengan tepat sasaran tanpa harus mengalami demam panggung. Sebelum berdakwah ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan.  Persiapan ini memainkan peranan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilkan dalam berdakwah.
Persiapan dakwah itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.        Menentukan Tujuan Dakwah
Tujuan dalam berdakwah haruslah jelas, untuk apa kamu berdakwah, apakah memberitahu, menghibur atau membujuk. Selain itu juga harus merumuskan dengan jelas tujuan khususnya, yaitu tanggapan apa yang diharapkan setelah dakwah itu selesai.
2.        Memilih dan menyampaikan pokok persoalan
Terkadang pokok persoalan sudah ditentukan oleh panitia sebelumnya, terkadang pun sang pembicara juga diberikan kebebasan untuk memilih pokok persoalan dalam berdakwah. Tapi walaupun persoalan itu sudah ditentukan atau belum, pembicara wajib menyempitkan pokok persoalan ini, untuk disesuikan dengan kesanggupannya atau kemampuannya, minatnya dan waktu yang disediakan untuk berdakwah.
3.        Menganalisis pendengar dan suasana
Da’i harus berusaha mengetahui siapa yang akan menjadi pendengarnya. Jumlah mereka banyak atau sedikit, mereka umumnya tergolong terpelajar atau tidak, bagaimana suasana dalam dakwah nanti, apakah hadirin duduk atau berdiri, pagi atau siang, di dalam ruangan atau di tanah lapang, dan sebagainya. Semua itu harus diperhitungkan agar dakwahnya bisa berhasil.
4.        Mengumpulkan bahan
Da’i dapat mengumpulkan bahan yang sesuai dengan pokok masalah yang akan disampaikan melalui banyak cara, diantaranya adalah:
a.         Membaca buku, majalah, Koran dan sumber sumber pengetahuan lain yang sesuai dengan pokok masalah yang akan di sampaikan.
b.         Berusaha menambah wawasan atau bertanya kepada orang yang lebih tahu
c.         Mengingat kembali pengalaman pribadi yang relevan
5.        Membuat kerangka secara sistematis
Berdasarkan bahan bahan yang berhasil dikumpulkan itu lalu disusun pokok-pokok yang akan dibicarakan menurut urutan yang baik. Di bawah pokok-pokok utama tadi diadakan perincian lebih jauh, dengan itu pengertian bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi.
6.        Menguraikan secara mendetail
Setelah kerangka selesai disusun, maka pembicara bebas memilih, yaitu berbicara bebas dengan sekali-kali melihat kerangka (metode ekstemporan), atau menggarap dakwah secara lengkap kata demi kata, kemudian dibacakan atau dihafalkan (metode naskah atau metode menghafal). Jadi, cara menguraikan kerangka dakwah itu tergantung pada metode apa yang dipilih.
7.        Melatih dengan suara nyaring
Setelah semua persiapan selesai, pembicara sudah bisa mulai latihan berdakwah dengan suara keras seperti yang akan dilakukan dalam dakwah yang sesungguhnya. Berhasil atau tidaknya dalam berdakwah banyak ditentukan oleh persiapan dakwah. Jadi, jika ingin berhasil dalam berdakwah, alangkah baiknya jika tujuh tahapan di atas jangan lupa untuk dipersiapkan.
Demikian artikel singkat tentang pesan dakwah yang baik, semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk artikel selanjutnya.